Selamat Datang di Tong Sampah
Bacalah Sebelum Coretan ini dihinggapi lalat
Kamis, 16 Februari 2012
Ambisi adalah Petaka
Setiap manusiapasti mempunyai keinginan. Tinggal bagaimana manusia itu menyikapikeinginannya. Banyak yang hanya mengandalkan akal, banyak juga yang hanyamengandalkan budi. Tetapi lebih baiknya jika mengandalkan keduanya. Seseorang yangmenyikapi keinginannya hanya dengan mengandalkan akal akan cenderung bersifatcurang, menghalalkan segala cara, dan merugikan orang lain. Sedangkan seseorangyang menyikapi keinginannya hanya mengandalkan budi akan cenderung bersifatlebih baik, tetapi orang itu terlihat lemah kurang berkembang. Kondisi demikianmenjadikan setiap manusia harus mampu mengendalikan akal dan budinya yangmerupakan salah satu kelebihan yang dimiliki manusia dibanding denganmakhluk-makhluk Tuhan yang lain. Sebagai manusia yang mengaku masih bertuhan,hendaknya sadar akan sikap-sikap yang baik maupun sikap-sikap yang kurang baik,sikap yang manusiawi maupun tidak manusiawi, dan sikap yang diterima masyarakatmaupun sikap yang tidak diterima oleh masyarakat.Yang menjadikan masalahdalam hal ini adalah bagaimana kita menyikapi keinginan-keinginan kita agardapat dinilai baik, diterima oleh masyarakat, dan tidak mengesampingkannilai-nilai manusiawi. Sedangkan manusia sendiri adalah makhluk yang labil,kadang merasa sadar dan menganggapnya benar, kadang juga merasa tidak sadar danberujung pada kata khilaf. Menyikapikeinginan dengan ambisi biasanya tidak bersifat positif, walaupun ada jugaambisi yang bersifat baik. Sebagai contoh seorang siswa yang berambisi untukmenjadi peringkat pertama di kelasnya. Sejak ditumbuhi rasa ingin menjadiperingkat pertama di kelasnya, siswa itu sangat tekun belajar. Ia mengurangiwaktu bermainnya dan menggantinya untuk belajar. Hingga setelah pembagianrapot, tercapailah keinginannya itu.Di Indonesiadewasa ini tampak banyak sekali tindakan-tindakan kriminal, tindakan kriminalpastilah merugikan orang lain, bahkan dapat merugikan orang banyak. Penyebabdasar dari tindakan kriminal yaitu tidak seimbangnya antara akal dan budi.Pelaku mayoritas tidak memperhitungkan akibatnya, hanya mementingkankeinginannya agar tercapai. Sebagai contoh seseorang yang berambisi agar menjadi kaya. Banyak jalanalternatif untuk menuruti keinginannya tersebut, misalnya saja sepertikabar-kabar yang masih berkembang di masyarakat yaitu adanya pesugihan,memelihara tuyul, babi ngepet, dan banyak lagi jenisnya. Akal si pelaku hanyadiselimuti rasa ingin kaya, meskipun dalam hatinya sadar bahwa dengan jalanpesugihan itu salah. Banyak pihak yang dirugikan karena sikap si pelakupesugihan, ia juga melanggar agama karena telah bersekutu dengan setan. Tetapiapa boleh buat, keinginan yang diikuti dengan ambisi akhirnya memenangkanpertempuran antara akal dan budi yang akhirnya menghalalkan segala cara agarkeinginannya tersebut tercapai.Atau juga ambisiyang terlihat lebih modern dewasa ini yang sedang mengguncang bumi periwi,salah satunya seperti kasus korupsi. Pada kasus tersebut pelaku berambisi untukmemperkaya diri ataupun agar kebutuhan hidup keturunannya tercukupi. Denganakal cerdiknya koruptor beraksi laksana tupai melompat. Mungkin koruptor sadarakan perbuatannya berakibat merugikan keuangan negara, tetapi karena ambisinyatersebut atau hasil dari akal busuknya akhirnya koruptor tetap melakukan tindakkejahatannya yaitu mencuri uang rakyat demi kepentingan pribadi. Di situlahperan akal dan budi sangat berpengaruh. Koruptor hanya mengandalkan akalcerdiknya tanpa memperhatikan penyeimbangnya yaitu budi. Walau belum semuakoruptor berhasil dijaring oleh KPK,bisa dipastikan si pelaku tak dapat lolos dari petaka Tuhan. Setelah dikaji,akar dari semua tindakan-tindakan yang tidak terpuji di atas adalah tidakseimbangnya antara akal dan budi.Sangat tragisapabila keadaan seperi itu terus berlanjut hingga anak cucu kita. Negarakesatuan republik Indonesia pasti lambat laun juga akan hancur jika masihdiduduki pejabat-pejabat pemerintahan yang tidak berbudi. Indonesia yang subur,Indonesia yang satu, Indonesia yang kaya akan sumber daya alam mungkin beberapatahun ke depan akan tinggal nama saja. Begitu dramatis jika rusaknya negarakita hanya karena manusianya yang tidak berbudi. Sampai kapankah keadaan iniberlanjut?. Mungkin manusia akan selalu bertindak ataupun berbuat baik jikamanusia hanya dibekali budi saja tidak disertai dengan akal. Tetapi akal disiniberfungsi untuk penyeimbang budi. Sikap manusia yang kurang baik dan kurangditerima oleh masyarakat mayoritas disebabkan oleh akalnya yang terlalu bebassehingga berakibat menghalalkan segala cara dan mengesampingkan penyeimbangnyayaitu budi. Pertanyaan yangtidak mudah untuk dijawab, tetapi masih ada beberapa alternatif lain untukmengatasi permasalahan tersebut. Akal dan budi erat kaitannya dengan moral.Manusia yang bermoral pasti mampu mengendalikan dan menyeimbangkan akal danbudi agar tindakan-tindakan yang diperbuat dapat diterima di mata masyarakat.Krisis moral sepertinya telah mewabah di Indonesia kini. Alternatif yangdigunakan adalah bagaimana membentuk manusia yang bermoral agar anak cucu kitamasih merasakan atmosfer Indonesia yang damai di masa mendatang. Cara pertamayang termudah adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika dekat denganTuhan, seseorang akan merasa pasrah akan jalan hidup yang telah ditentukan olehTuhan, sehingga dalam menyikapi suatu keinginan ia tidak disertai denganambisi, melainkan dengan ridha Tuhan. Yang kedua adalah mendidik anak-anak kitadengan baik dan benar, baik pendidikan formal maupun informal. Dalam pendidikanformal, anak-anak di sekolah dibekali dengan pelajaran PPKN, yang sekarangmenjadi PKN. Melalui pembelajaran PKN itulah anak didik diajarkan bagaimanahidup dalam masyarakat. Pendidikan informal untuk membentuk manusia yangbermoral bisa dilakukan di dalam lingkungan rumah maupun di lingkunganmasyarakat. Memupuk rasa kepedulian dengan sesama, taat dengan norma-norma,hukum, ataupun peraturan-peraturan yang berkembang di masyarakat. Dengan carayang sesederhana itu marilah kita lakukan untuk menyelamatkan Indonesia darijurang kehancuran.Ambisi AdalahPetaka Setiap manusiapasti mempunyai keinginan. Tinggal bagaimana manusia itu menyikapikeinginannya. Banyak yang hanya mengandalkan akal, banyak juga yang hanyamengandalkan budi. Tetapi lebih baiknya jika mengandalkan keduanya. Seseorang yangmenyikapi keinginannya hanya dengan mengandalkan akal akan cenderung bersifatcurang, menghalalkan segala cara, dan merugikan orang lain. Sedangkan seseorangyang menyikapi keinginannya hanya mengandalkan budi akan cenderung bersifatlebih baik, tetapi orang itu terlihat lemah kurang berkembang. Kondisi demikianmenjadikan setiap manusia harus mampu mengendalikan akal dan budinya yangmerupakan salah satu kelebihan yang dimiliki manusia dibanding denganmakhluk-makhluk Tuhan yang lain. Sebagai manusia yang mengaku masih bertuhan,hendaknya sadar akan sikap-sikap yang baik maupun sikap-sikap yang kurang baik,sikap yang manusiawi maupun tidak manusiawi, dan sikap yang diterima masyarakatmaupun sikap yang tidak diterima oleh masyarakat.Yang menjadikan masalahdalam hal ini adalah bagaimana kita menyikapi keinginan-keinginan kita agardapat dinilai baik, diterima oleh masyarakat, dan tidak mengesampingkannilai-nilai manusiawi. Sedangkan manusia sendiri adalah makhluk yang labil,kadang merasa sadar dan menganggapnya benar, kadang juga merasa tidak sadar danberujung pada kata khilaf. Menyikapikeinginan dengan ambisi biasanya tidak bersifat positif, walaupun ada jugaambisi yang bersifat baik. Sebagai contoh seorang siswa yang berambisi untukmenjadi peringkat pertama di kelasnya. Sejak ditumbuhi rasa ingin menjadiperingkat pertama di kelasnya, siswa itu sangat tekun belajar. Ia mengurangiwaktu bermainnya dan menggantinya untuk belajar. Hingga setelah pembagianrapot, tercapailah keinginannya itu.Di Indonesiadewasa ini tampak banyak sekali tindakan-tindakan kriminal, tindakan kriminalpastilah merugikan orang lain, bahkan dapat merugikan orang banyak. Penyebabdasar dari tindakan kriminal yaitu tidak seimbangnya antara akal dan budi.Pelaku mayoritas tidak memperhitungkan akibatnya, hanya mementingkankeinginannya agar tercapai. Sebagai contoh seseorang yang berambisi agar menjadi kaya. Banyak jalanalternatif untuk menuruti keinginannya tersebut, misalnya saja sepertikabar-kabar yang masih berkembang di masyarakat yaitu adanya pesugihan,memelihara tuyul, babi ngepet, dan banyak lagi jenisnya. Akal si pelaku hanyadiselimuti rasa ingin kaya, meskipun dalam hatinya sadar bahwa dengan jalanpesugihan itu salah. Banyak pihak yang dirugikan karena sikap si pelakupesugihan, ia juga melanggar agama karena telah bersekutu dengan setan. Tetapiapa boleh buat, keinginan yang diikuti dengan ambisi akhirnya memenangkanpertempuran antara akal dan budi yang akhirnya menghalalkan segala cara agarkeinginannya tersebut tercapai.Atau juga ambisiyang terlihat lebih modern dewasa ini yang sedang mengguncang bumi periwi,salah satunya seperti kasus korupsi. Pada kasus tersebut pelaku berambisi untukmemperkaya diri ataupun agar kebutuhan hidup keturunannya tercukupi. Denganakal cerdiknya koruptor beraksi laksana tupai melompat. Mungkin koruptor sadarakan perbuatannya berakibat merugikan keuangan negara, tetapi karena ambisinyatersebut atau hasil dari akal busuknya akhirnya koruptor tetap melakukan tindakkejahatannya yaitu mencuri uang rakyat demi kepentingan pribadi. Di situlahperan akal dan budi sangat berpengaruh. Koruptor hanya mengandalkan akalcerdiknya tanpa memperhatikan penyeimbangnya yaitu budi. Walau belum semuakoruptor berhasil dijaring oleh KPK,bisa dipastikan si pelaku tak dapat lolos dari petaka Tuhan. Setelah dikaji,akar dari semua tindakan-tindakan yang tidak terpuji di atas adalah tidakseimbangnya antara akal dan budi.Sangat tragisapabila keadaan seperi itu terus berlanjut hingga anak cucu kita. Negarakesatuan republik Indonesia pasti lambat laun juga akan hancur jika masihdiduduki pejabat-pejabat pemerintahan yang tidak berbudi. Indonesia yang subur,Indonesia yang satu, Indonesia yang kaya akan sumber daya alam mungkin beberapatahun ke depan akan tinggal nama saja. Begitu dramatis jika rusaknya negarakita hanya karena manusianya yang tidak berbudi. Sampai kapankah keadaan iniberlanjut?. Mungkin manusia akan selalu bertindak ataupun berbuat baik jikamanusia hanya dibekali budi saja tidak disertai dengan akal. Tetapi akal disiniberfungsi untuk penyeimbang budi. Sikap manusia yang kurang baik dan kurangditerima oleh masyarakat mayoritas disebabkan oleh akalnya yang terlalu bebassehingga berakibat menghalalkan segala cara dan mengesampingkan penyeimbangnyayaitu budi. Pertanyaan yangtidak mudah untuk dijawab, tetapi masih ada beberapa alternatif lain untukmengatasi permasalahan tersebut. Akal dan budi erat kaitannya dengan moral.Manusia yang bermoral pasti mampu mengendalikan dan menyeimbangkan akal danbudi agar tindakan-tindakan yang diperbuat dapat diterima di mata masyarakat.Krisis moral sepertinya telah mewabah di Indonesia kini. Alternatif yangdigunakan adalah bagaimana membentuk manusia yang bermoral agar anak cucu kitamasih merasakan atmosfer Indonesia yang damai di masa mendatang. Cara pertamayang termudah adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika dekat denganTuhan, seseorang akan merasa pasrah akan jalan hidup yang telah ditentukan olehTuhan, sehingga dalam menyikapi suatu keinginan ia tidak disertai denganambisi, melainkan dengan ridha Tuhan. Yang kedua adalah mendidik anak-anak kitadengan baik dan benar, baik pendidikan formal maupun informal. Dalam pendidikanformal, anak-anak di sekolah dibekali dengan pelajaran PPKN, yang sekarangmenjadi PKN. Melalui pembelajaran PKN itulah anak didik diajarkan bagaimanahidup dalam masyarakat. Pendidikan informal untuk membentuk manusia yangbermoral bisa dilakukan di dalam lingkungan rumah maupun di lingkunganmasyarakat. Memupuk rasa kepedulian dengan sesama, taat dengan norma-norma,hukum, ataupun peraturan-peraturan yang berkembang di masyarakat. Dengan carayang sesederhana itu marilah kita lakukan untuk menyelamatkan Indonesia darijurang kehancuran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar